۩ Bagi Imam Syafi’i Alquran adalah jalan keluar dari berbagai permasalahan yang terjadi.
قال الشافعي: “فليست تنزل بأحد من أهل دين الله نازلة إلا وفي كتاب الله الدليل على سبل الهدى فيها قال الله عز و جل {آلر كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النور بإذن ربهم إلى صراط العزيز الحميد} وقال تعالى {ونزلنا عليك الكتاب تبيانا لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين} وقال تعالى {وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون}
Telah berkata Imam Asy Syafi’I, “Maka tiada satupun permasalahan yang menimpa seseorang dari pemeluk agama Allah. Kecuali dalam kitab Allah ada dalil yang menjelaskan jalan petunjuk dalam permasalahan tersebut. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,
{آلر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ} [إبراهيم/1]
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
Dan firman Allah Ta’ala lagi,
{وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ} [النحل/89]
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang muslim.”
Juga firman Allah Ta’ala,
{وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ} [النحل/44]
“Dan Kami turunkan kepadamu Alquran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.[1]
Demikian Imam Syafi’i mendapatkan Alquran setelah beliau membaca dan menelaah kandungannya. Pernyataan ini lahir dari beliau bukan sekedar polesan bibir dan wacana. Tapi berdasarkan fakta dan ilmu yang beliau miliki tentang Alquran itu sendiri. Demikian pula para ulama-ulama dan setiap orang yang menelaah dan memahami Alquran dengan baik dan benar. Alquran tidak hanya berbicara tentang urusan akhirat saja tapi justru menerangkan segala persoalan yang dibutuhkan manusian dalam kehidupan di dunia. Alquran tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan pencipta mereka. Tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam lain. Demikian pula Alquran tidak sekedar mengatur hubungan antar umat yang seagama. Tetapi Alquran juga mengatur hubungan umat yang berbeda agama. Isi Alquran tidak terbatas pada ruang lingkup tertentu yang dibatasi oleh masa dan tempat. Akan tetapi isi Alquran kompleks dan global, Alquran mengatur segala aspek sisi kehidupan manuisa dalam segala kondisi dan situasi. Alquran mengatur hubungan antara rakyat dan pemerintah sebagaimana ia mengatur hubungan antara sesama pribadi masyarakat. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا} [النساء/59]
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Sudah semestinya kita menyelesaikan segala persoalan diantara kita dan persoalan negara ini dengan ajaran Alquran. Karena Alquran tidak sebagaimana yang dikenal oleh kaum liberal dan skuler hanya sekedar mengatur rumah tangga muslim dan persoalan beribadah di masjid semata. Mereka menganggap Islam tidak punya konsep dalam mengatur kehidupan bernegara yang majemuk dan plural dalam berbagai hal. Anggapan ini lahir dari orang yang buta tetang Alquran dan sejarah Islam. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
{مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآَبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا} [الكهف/5]
“Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.”
۩ Pernyataan Imam Syafi’i bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab.
قال الشافعي رحمه الله ومن جماع كتاب الله عز و جل العلم بأن جميع كتاب الله إنما نزل بلسان العرب …. ثم ساق الكلام إلى أن قال والقرآن يدل على أن ليس في كتاب الله شيء إلا بلسان العرب قال الله عز و جل {وإنه لتنزيل رب العالمين نزل به الروح الأمين على قلبك لتكون من المنذرين بلسان عربي مبين} وقال الله عز و جل {وكذلك أنزلناه حكما عربيا} وقال تعالى {وكذلك أوحينا إليك قرآنا عربيا لتنذر أم القرى ومن حولها} فأقام حجته بأن كتابه عربي ثم أكد ذلك بأن نفى عنه كل لسان غير لسان العرب في آيتين من كتابه فقال تبارك وتعالى {ولقد تعلم أنهم يقولون إنما يعلمه بشر لسان الذي يلحدون إليه أعجمي وهذا لسان عربي مبين} وقال تعالى ولو جعلناه قرآنا أعجميا لقالوا لولا فصلت آياته إعجمي وعربي}
Berkata Imam Syafi’i, “Diantara isi kitab Allah Allah (Alquran) ialah ilmu, bahwa seluruh kitab Allah (Alquran) diturunkan dalam bahasa Arab….(kemudian beliau lanjutkan pembicaraan), beliau berkata, “Alquran menunjukkan bahwa tiada sesuatupun dalam kitab Allah kecuali dengan bahasa Arab.
Kemudian beliau sebutkan ayat-ayat berikut ini,
Berfirman Allah ‘Azza wajalla
{وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ} [الشعراء/192-195]
“Dan sesungguhnya Alquran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.”
Dan berfirman Allah ‘Azza wajalla
{وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا} [الرعد/37]
“Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Alquran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.”
Dan berfirman Allah Ta’ala,
{وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآَنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا} [الشورى/7]
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.”
Maka Allah tegakkan hujjah bahwa kitab-Nya (Alquran) adalah berbahasa Arab. Kemudian Allah nafi-kan (ingkari) darinya segala bahasa selain bahasa Arab. Dalam dua ayat dalam kitab-Nya (Alquran),
Maka Allah Tabaaroka wata’ala berfirman,
{وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ} [النحل/103]
“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Alquran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa ‘Ajam, sedang Alquran adalah dalam bahasa Arab yang terang.”
Dan berfirman Allah Ta’ala,
,{وَلَوْ جَعَلْنَاهُ قُرْآَنًا أَعْجَمِيًّا لَقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ آَيَاتُهُ أَأَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ} [فصلت/44]
“Dan jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan, ‘Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?’ Apakah (patut Alquran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?.’” [2]
Penulis pernah membaca dalam sebuah majalah bulanan di negeri ini yang mengatakan bahwa bahasa asli Alquran bukanlah bahasa Arab. Ini semua tidak terlepas dari propaganda untuk merusak keimanan kaum muslimin terhadap Alquran. Dalil yang mereka pakai hanya penemuan sebuah manuskrip disalah satu masjid di Yaman. Sungguh bodoh sekali orang tersebut, karena dalam Alquran sudah disebutkan sendiri tentang bahasa Alquran tersebut. Kebatilan opini sesat ini lebih jelas daripada matahari di siang bolong. Bagaimana pula Alquran tidak berbahasa Arab sedangkan nabi yang diturunkan kepadanya Alquran itu sendiri adalah dari bangsa Arab. Kalau bukan dengan bahasa Arab tentu nabi tersebut tidak akan mengerti tentang apa yang diwahyukan kepadanya. Karena itu Allah sebutkan dalam firmannya bahwa setiap rasul diutus dengan bahasa kaumnya.
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ} [إبراهيم/4]
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.”
Alquran diturunkan dalam bahasa Arab itu, bukanlah berarti bahwa Al Qu’an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh manusia.
Berbeda dengan kitab-kitab orang Yahudi dan Nashara tidak satupun tertinggal dari kitab mereka yang tertulis dalam bahasa aslinya. Taurat dan Injil yang berada sekarang ditangan mereka tidak dalam bahasa aslinya. Dan kitab-kitab tersebut khusus untuk Bani Israil dan sudah mansukh (tidak berlaku) hukum-hukumnya. Setelah turunya kitab suci yang terakhir yaitu Alquranul karim.
Demikian sekilas tentang keyakinan Imam Syafi’i terhadap Alquran. Keyakinan yang bersumber pada Alquran dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Keyakinan yang wajib diimani oleh setiap orang yang mengaku sebagai muslim.
Wallahu A’lam, washalallahu ‘ala nabiyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi wasallam.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت وأستغفرك وأتوب إليك
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra,M.A.
Artikel www.dzikra.com
[1] Lihat Ahkaamul Qur’an, 21.
[2] Lihat Idem , 22.